salam

salam

Senin, 04 Februari 2013

Ikuti Kata Hatimu

Salah satu nasihat yang sering diucapkan banyak orang ketika kita menghadapi masalah adalah, “follow your heart,” ikuti kata hatimu. Banyak orang yang percaya kalau suara hati itu selalu benar, jujur, tidak pernah ngebohong. Maka selalu dengarkan kata hatimu. Tapi apa bener demikian? Nanti dulu.
        
Sebetulnya tidak ada satupun manusia yang bisa menentukan satu perbuatan itu benar atau salah. Seperti saat teman-teman kita menawarkan segelas minuman keras atau bahkan narkoba, pilihan apa yang harus kita lakukan; mengikuti kata hati yang mengajak pada solidaritas pergaulan atau menolak dengan resiko dicap ‘anak mami’ atau ‘sok alim’. Seringkali hati kita bimbang dan kebingungan menghadapi berbagai pilihan. Tentu saja, karena hati kita bukanlah ‘wasit’ yang selalu bisa memimpin sebuah pertandingan dengan fair atau adil. Terkadang hati juga bisa terpeleset pada pilihan yang salah.

Ada banyak budaya berbagai bangsa di dunia kita mungkin bisa terkejut. Ada suku yang tanda ucapan salam adalah dengan saling meludah, ada juga yang terbiasa merayakan hari-hari kegembiraan mereka dengan minum minuman keras, sementara ada suku lain yang kanibal, memangsa sesama manusia. Bagi mereka, perbuatan-perbuatan itu adalah sebuah kebenaran.
         Maka, seandainya kita diminta menentukan sendiri perbuatan baik dan buruk untuk diri kita, dijamin kita akan bingung sendiri. Salah-salah manusia bisa hidup seperti hewan yang hidup tanpa aturan. Akhirnya, manusia sendiri yang akan sengsara.
         Itulah sebabnya agama kita, Islam, datang dengan sejumlah aturan untuk kebaikan manusia. Nggak cuma menyuruh manusia menyembah Allah, tapi juga hidup sesuai dengan aturanNya. Kenapa kita harus hidup dengan aturan Allah? Karena Allah yang menciptakan kita, pastinya Ia juga yang Mahatahu yang baik dan buruk bagi kita.

‘Apa kata hati’  tidak menjamin kebenaran. Satu-satunya yang benar adalah apa yang ditentukan oleh Allah. Walaupun hati kita tidak suka. Hati kitalah yang masih dikuasai oleh hawa nafsu, belum mau menerima kebenaran yang hakiki. 
         Pilihan yang benar itu tidak selalu pilihan yang mungkin menyenangkan kita. Mungkin harus kita hadapi dengan berbagai macam kesukaran. Dijauhi teman gara-gara menolak ajakan mereka ‘minum-minum’, disuruh shalat atau diminta belajar serius oleh orang tua, mengerjakan PR padahal teman-teman kita sedang jalan-jalan di mall, dsb.
         Lalu apa yang harus kita kerjakan ketika menghadapi masalah? Berpikirlah dengan jernih dan tidak tergesa-gesa; pikirkan perbuatan mana yang tidak membuat kita menjadi berdosa. Tundukkan hati kita pada yang pilihan yang Allah mau. Dengan mengikuti apa yang Allah ridloi pilihan kita pasti benar, di dunia juga di akhirat. Insya Allah



         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar