Salah satu nasihat yang sering diucapkan banyak orang ketika kita
menghadapi masalah adalah, “follow your heart,” ikuti kata hatimu. Banyak
orang yang percaya kalau suara hati itu selalu benar, jujur, tidak pernah
ngebohong. Maka selalu dengarkan kata hatimu. Tapi
apa bener demikian? Nanti dulu.
Sebetulnya
tidak ada satupun manusia yang bisa menentukan satu perbuatan itu benar atau
salah. Seperti saat teman-teman kita
menawarkan segelas minuman keras atau bahkan narkoba, pilihan apa yang harus
kita lakukan; mengikuti kata hati yang mengajak pada solidaritas pergaulan atau
menolak dengan resiko dicap ‘anak mami’ atau ‘sok alim’. Seringkali hati kita bimbang
dan kebingungan menghadapi berbagai pilihan. Tentu saja, karena hati kita
bukanlah ‘wasit’ yang selalu bisa memimpin sebuah pertandingan dengan fair
atau adil. Terkadang hati juga bisa terpeleset pada pilihan yang salah.
Ada banyak budaya berbagai bangsa di dunia kita mungkin bisa
terkejut. Ada suku yang tanda ucapan salam adalah dengan saling meludah, ada
juga yang terbiasa merayakan hari-hari kegembiraan mereka dengan minum minuman
keras, sementara ada suku lain yang kanibal, memangsa sesama manusia. Bagi
mereka, perbuatan-perbuatan itu adalah sebuah kebenaran.
Maka, seandainya kita
diminta menentukan sendiri perbuatan baik dan buruk untuk diri kita, dijamin
kita akan bingung sendiri. Salah-salah manusia bisa hidup seperti hewan yang
hidup tanpa aturan. Akhirnya, manusia sendiri yang akan sengsara.
Itulah sebabnya agama kita,
Islam, datang dengan sejumlah aturan untuk kebaikan manusia. Nggak cuma
menyuruh manusia menyembah Allah, tapi juga hidup sesuai dengan aturanNya.
Kenapa kita harus hidup dengan aturan Allah? Karena Allah yang menciptakan
kita, pastinya Ia juga yang Mahatahu yang baik dan buruk bagi kita.
‘Apa kata hati’ tidak menjamin kebenaran. Satu-satunya yang benar
adalah apa yang ditentukan oleh Allah. Walaupun hati kita tidak suka. Hati kitalah yang masih dikuasai oleh hawa
nafsu, belum mau menerima kebenaran yang hakiki.
Pilihan yang benar itu
tidak selalu pilihan yang mungkin menyenangkan kita. Mungkin harus kita hadapi
dengan berbagai macam kesukaran. Dijauhi teman gara-gara menolak ajakan mereka
‘minum-minum’, disuruh shalat atau diminta belajar serius oleh orang tua,
mengerjakan PR padahal teman-teman kita sedang jalan-jalan di mall, dsb.
Lalu apa yang harus kita
kerjakan ketika menghadapi masalah? Berpikirlah dengan jernih dan tidak
tergesa-gesa; pikirkan perbuatan mana yang tidak membuat kita menjadi berdosa.
Tundukkan hati kita pada yang pilihan yang Allah mau. Dengan mengikuti apa yang
Allah ridloi pilihan kita pasti benar, di dunia juga di akhirat. Insya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar